Contoh Teks Eksplanasi
1. Gunung Meletus
Setelah meletusnya Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kini giliran Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengeluarkan laharnya. Gunung Sinabung telah 'mendahului' sejak bulan September 2013 sedangkan Gunung Kelud baru meletus Kamis (13/2) pukul 22:50 WIB. Letusan Gunung Kelud diikuti dengan semburan lava dan kilatan petir. Salah satu warga Pare, Kabupaten Kediri, Anita Erie, mengaku rumahnya sedang terkena hujan kerikil. Padahal, jarak sumber letusan ke rumahnya sekitar 25 kilometer. Hal itu menandakan erupsi Gunung Kelud sangat kuat memuntahkan segala isi dalam perut bumi. Pihak berwenang telah membatasi jarak agar masyarakat tidak mendekati dan menjauhi zona berbahaya namun dampak yang juga terasa adalah munculnya hujan abu vulkanik hingga puluhan kilometer dari lokasi. Bagaimana sebenarnya sebuah gunung dapat meletus (erupsi)?
Kerak bumi adalah lapisan tipis batuan padat (10 hingga 70 Km) yang mengambang di lapisan lebih tebal dari batuan cair, mantel, di mana batu berada pada suhu 1100-1200° C di lapisan paling dangkal dan lebih panas dan semakin panas dengan meningkatnya kedalaman. Batuan cair ini adalah cairan magma yang keluar dari gunung berapi pada permukaan kerak bumi dan menjadi batu lava ketika membeku.
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi.
Letusan magma mereda oleh gas-gas terlarut di dalamnya, terutama karena magma melintasi lapisan kerak bumi dan mendekomposisi bagian dari batuan di sepanjang jalan. Jadi magma jenuh di bawah tekanan besar dengan gas-gas seperti CO2, SO2, HCl, HF, H2O, H2 dan lainnya. Ketika magma naik sepanjang lubang utama dari gunung berapi, tekanan berkurang dan gas terpisah dari magma membentuk gelembung. Ini cenderung untuk naik ke atas dan meningkatkan tekanan yang diberikan ke atas oleh lava.
Penting untuk diketahui bahwa magma meletus dari gunung berapi tidak datang langsung dari mantel, tetapi dari ruang magmatik besar atau "kaldera" dan terletak di dalam kerak bumi. Kaldera tersebut terletak pada beberapa kilometer di bawah gunung berapi, langsung berhubungan dengan kawahnya.
Viskositas magma sangat penting untuk menjelaskan letusan gunung berapi karena sangat bervariasi. Magma yang paling kental membentuk gunung berapi di mana batuan cair cenderung memadat segera setelah letusan atau bahkan sebelum keluar dari kawah. Akibatnya, magma ini cenderung menyumbat vulkanik menyumbat lubang dengan tutup dari magma padat pada akhir setiap letusan. Kesimpulan untuk setiap letusan eksplosif hanya merupakan langkah pertama menuju letusan berikutnya, walaupun terjadi setelah beberapa abad, bahkan tekanan dari dasar magma dan gas, cepat atau lambat cenderung membuat tutup tersebut meledak sehingga letusan dari gunung berapi biasanya mendadak dan eksplosif, setelah periode waktu panjang yang tenang.
Kerasnya letusan di daerah sekitarnya dipicu oleh ledakan yang disebabkan oleh gas-gas yang dilepaskan dengan keras oleh magma yang sangat kental, bergerak bersama sejumlah abu, bara, dan puing-puing yang berasal dari bagian-bagian dari gunung yang hancur oleh ledakan. Ini membentuk awan gas panas yang tinggi dan besar dan partikel padat yang dapat runtuh pada sisi-sisi gunung berapi dan membentuk awan dari abu dan gas yang membakar segala sesuatu di sepanjang jalan mereka.
Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi juga dianggap sebagai gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang jelas.
Pelangi dan efek cahaya lain di langit di sebabkan oleh cahaya yang membias dan menyimpang menjauhi partikel. Saat matahari terbenam, langit menjadi merah karena karena sinar matahari lewat melalui atmosfer yang jauh lebih tebal daripada ketika matahari berada tinggi di langit pada siang hari. Pelangi tidak akan tampak pada malam hari atau ketika cuaca mendung. Hal itu terjadi karena pelangi merupakan hasil dari pembiasan cahaya. Pada mulanya cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan, kemudian di belokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan sehingga memisahkan cahaya putih menjadi warna spektrum.
Pelangi hanya dapat di lihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan terkesan air dengan matahari di belakang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus. Cahaya dengan panjang gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
3. Global Warming ( Pemanasan Global )
Akhir-akhir ini kita sering merasakan suhu bumi yang begitu panas, bahkan di daerah dataran tinggi seperti Bogor, Bandung, dan sekitarnya sudah tidak terasa sejuk lagi. Ini diakibatkan oleh tidak seimbangnya alam terutama tidak seimbangnya suhu bumi karena bumi saat ini mengalami pemanasan global atau sering disebut dengan Global Warming.
Global Warming atau Pemanasan Global adalah adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan Bumi. Peristiwa ini sangat mencemaskan bagi kita semua sebagai penduduk bumi karena kita belum tentu bisa beradaptasi dengan perubahan ekosistem alam yang tidak sudah tidak seimbang dan pemanasan global ini menimbulkan banyak kerugian bagi manusia. Para ilmuwan pun mencemaskan hal demikian, namun akhirnya para ilmuwan se-dunia sepakat untuk membatasinya agar pemanasan global tidak terus terjadi.
Pemanasan global ini sudah lama dianalisis oleh para Klimatologi (ilmuwan yang mempelajari iklim) sejak tahun 1800-an yang menyimpulkan bahwa pemanasan global terjadi karena ulah manusia. Aktivitas manusia saat ini mendukung terjadinya pemanasan global dan mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca. Efek rumah kaca meningkatkan panas di permukaan bumi melalui proses kompleks yang melibatkan sinar matahari, gas, dan partikel di atmosfer. Gas menjebak gelombang panjang sinar matahari yang membuat panas di atmosfer yang dikenal sebagai gas rumah kaca.
Aktivitas lain yang dapat menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam) dan pembukaan lahan termasuk di dalamnya kerusakan hutan. Sebagian besar pembakaran terjadi di mobil, di pabrik, dan pembangkit tenaga listrik yang memberikan energi untuk rumah dan gedung perkantoran. Pembakaran bahan bakar fosil menciptakan karbon dioksida dengan rumus kimianya CO2. CO2 adalah gas rumah kaca yang menghambat keluarnya panas ke ruang angkasa.
Pohon dan tumbuhan lainnya dalam proses fotosintesis yaitu menyerap CO2 dari udara dengan bantuan sinar matahari digunakan untuk memproduksi makanan dalam bentuk karbohidrat. Pembukaan lahan yang dilakukan oleh manusia mengakibatkan CO2 menumpuk di bumi karena tidak adanya pohon dan tumbuhan yang mampu menyerap CO2.
Dari sebagian para Klimatologi menyatakan bahwa tidak semua pemanasan global dilakukan oleh aktivitas manusia, tetapi ada proses alami yang mengakibatkan pemanasan global yaitu meningkatnya energi yang dipancarkan oleh matahari. Namun kebanyakan para ilmuwan mengatakan bahwa proses alami ini memberikan kontribusi yang sedikit untuk pemanasan saat ini.
Pemanasan global ini sangat membahayakan bagi manusia jika terus menerus terjadi. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan akan ikut rugi jika pemanasan global tidak dapat dicegah. Karena bisa jadi tumbuhan dan hewan akan berpindah ke habitat baru. Pola cuaca bisa berubah, menyebabkan banjir, kekeringan, dan terjadinya badai yang merusak. Pemanasan global bisa mencairkan es yang ada di kutub yang menimbulkan permukaan air laut akan meningkat yang bisa menenggelamkan daratan, pulau Jawa pun akan tenggelam jika pemanasan global ini terus menerus terjadi.
Jika seperti ini terus menerus lama-lama bumi akan rusak. Kita sebagai penghuni bumi wajib menjaga dan melestarikannya, karena jika tidak dijaga kerusakan itu pun akan berimbas kepada kita semua. Maka mulai dari sekarang mari kita cegah pemanasan global dengan cara berhemat bahan bakar, membatasi emisi gas CO2, tidak melakukan pembakaran, tidak melakukan pembukaan lahan yang berlebihan, dan melakukan penanaman pohon agar CO2 yang sudah lama menumpuk di udara diserap oleh pohon dan CO2pun akan berkurang di bumi.
4. Tornado
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado umumnya berbentuk corong dan terlihat jelas ujungnya yang menyentuh bumi serta disertai oleh awan-awan yang membawa puing-puing.
Tornado umumnya terjadi di benua Amerika, negara yang paling sering terkena dampaknya adalah Amerika Serikat. Tornado juga terjadi di Kanada Selatan, Asia Timur dan Selatan, Afrika Selatan, Amerika Latin, dan tempat lainnya.
Tornado dipicu oleh perubahan lapisan udara. Jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas akan naik dengan kecepatan 300 km/jam. Udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar corong antara 15 – 365 meter.
Tornado dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Tornado multi-pusaran, adalah suatu jenis tornado dimana dua atau lebih kolom udara yang menggumpal berputar mengelilingi pusat. Tornado multi-pusaran biasanya tergolong sebagai tornado yang dashyat.
2. Satelit tornado, adalah suatu istilah untuk tornado lemah yang terbentuk dekat tornado besar kuat yang terjadi dalam mesosiklon yang sama. Satelit tornado namun lebih kecil dan kelihatan seperti ‘mengorbit’ tornado induk yang jauh lebih besar.
3. Puting Beliung, adalah tornado yang melintasi perairan menurut Weather Service Amerika Serikat. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung "cuaca sedang" berasal dari puting beliung tornado.
Tornado dapat digolongkan lagi menurut kekuatannya, seperti F0 (0 – 73 mph), F1 (73 – 112 mph), F2 (113 – 157 mph), F3 (158 – 206 mph), F4 (207 – 260 mph), F5 (261 – 318 mph).
Tornado dapat menyebabkan dampak dari menghancurkan struktur bangunan, jalanan, jembatan apa saja yang dilaluinya. Tornado juga dapat menyebabkan korban jiwa dari timpaan puing-puing. Tornado berkekuatan besar yang terjadi di laut dapat menyebabkan tsunami.
Kamu tidak perlu khawatir tentang tornado, karena Indonesia jarang mengalami musibah tornado. Indonesia termasuk salah satu wilayah aman tornado. Tetapi, tetaplah waspada terhadap semua musibah yang mungkin saja terjadi.
Tornado dipicu oleh perubahan lapisan udara. Jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas akan naik dengan kecepatan 300 km/jam. Udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar corong antara 15 – 365 meter.
0 komentar:
Post a Comment